Selamat Datang

Selamat datang

di BEM FISIP UNTIRTA

di BEM FISIP UNTIRTA

Menuju Kepemimpinan yang Dinamis dan Kritis

Menuju Kepemimpinan yang Dinamis dan Kritis

Semoga Sukses dan Amanah

Bedtime Stories

BEM FISIP UNTIRTA 2010

“ DEMONSTRASI ” PILIHAN KEDUA SETELAH DIPLOMATIK

Posted by DEPKOINFO BEM FISIP UNTIRTA on Sabtu, 13 November 2010 , under |





Demonstasi merupakan kata yang tak asing lagi bagi pendengaran kita sehari-hari, di TV, di Surat Kabar bahkan dimata kepala kita sendiri yang acapkali hadir seminggu dua kali, dimana mahasiswa yang sudah di cap sebagai pencipta demonstrasi yang selanjutnya merupakan salah satu budaya dalam mengekpresikan kehendak atas sesuatu yang disetujui maupun sesuatu yang ditentang yang diekspresikan dengan turun kejalan sambil berorasi dan berspanduk serta tidak sedikit yang memakai cara bakar-bakar benda yang menggangu kepentingan umum. Sehingga masyarakat awan pun meniru, mulai dari tukang becak sampai pengemis pun meniru cara ini sebagai jalan mengekpresikan jiwa mereka kepada penguasa.  

Dibalik itu semua, budaya demonstrasi merupakan budaya orang yang tak memiliki pilihan berpikir yang logis atas usaha-usaha yang memiliki nilai hasil yang tinggi tanpa sipat dan perilaku purba kita terlihat, artinya demonstrasi merupakan salah satu pilihan yang sulit diambil apabila cara-cara yang mencerminkan pendidikan tinggi tidak dapat lagi digunakan, salah satunya diplomatik, jadi demo dapat diambil apabila cara-cara penyampaian aspirasi secara tatap muka dengan mennggunakan argumen yang sesuai dengan kepentingan dan aspirasi yang memuat apakah itu penolakan maupun persetujuan yang ditujukan langsung kepada orang atau badan atau Pemerintah. Cara ini dinilai lebih berpendidikan sebagai salah satu jalan yang wajib dibudayakan bagi mahasiswa  dalam menyampaikan aspirasi. sehingga dapat memberikan kesan bahwa mahasiswa sebagai penganut budaya akademik memiliki perilaku dalam kebebasan menyampaikan aspirasi tidak salah jalan dan memiliki dedikasi tinggi. Tapi kenyataannya hal–hal kecil pun yang tak seharusnya disampaikan secara demonstrasi dalam situasi panas dan mengganggu lalulintas umum serta mengurangi dan mengorbankan perkuliahan, acap kali mereka tidak hiraukan, jadi, mana budaya akademik yang mahsiswa tonjolkan pada masyarakat.

Demonstrasi boleh saja dilakukan, apabila cara-cara secara intelek/diplomatik tidak lagi mampuh dalam menyampaikan aspirasi. Jadi sangat disayangkan, bila mahasiswa sebagai tulung punggung bangsa ini dalam menentukan nasib dan mau kemana bangsa ini dibawa pada masa globalisasi ini, jika saja jiwa kasar sudah tertanam dalam benak mahasiswa saat ini, selain tidak berpendidikan dan juga mengganggu ketertiban umum.  

Mahasiswa Administrasi Negara
Fisip Untirta

“INDIVIDUALISME” BOM WAKTU BAGI BANTEN

Posted by DEPKOINFO BEM FISIP UNTIRTA on , under |





Sejalan dengan perkembangan sosial,ekonomi, dan politik maka banyak masyarakat Banten yang dulunya merupakan satu bagian dari bentuk adat tradisional yang menjunjung tinggi kekekeluargaan dan saling asih dalam ruang lingkup masyrarakat yang luas. Kehidupan yang dinamis antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lainnya, baik dalam masalah sosial maupun penderitaan satu keluarga dapat dirasakan dan diketahui oleh keluarga yang lainnya, tekanan sosial akan kekurangan ekonomi tidak berpengaruh atas tekanan jiwa saat itu.

Tapi kini kehidupan yang begitu indahnya berputar 180 derajat, dimana kepentingan pribadi yang dilatarbelakangi atas pekerjaan, usaha atas kepentingan pribadi yang dianggap paling utama yang mengalahkan urusan dan kepentingan umum atau sosial, saat ini banyak orang yang tak peduli atas penderitaan tetangga, saudara-saudaranya, mereka menganggap penderitaan orang lain merupakan suatu ancaman yang akan mengorbankan waktu dan uang.

Yang kaya tak lagi peduli terhadap si miskin, mereka jijik jika harus berbagi dalam segala hal terutama berbagai harta, terutama dalam hal berhubungan dan silaturahim, kesenjangan sosial kian membesar, si miskin semakin miskin sedangkan si kaya semakin kaya dengan mementingkan urusan dan golongannya atas kekayaan yang mereka miliki.  

Maka dari itu sangat disesalkan jika kita membiarkan hal ini, apa jadinya Banten ini jika dasar dari permasalahan pembangunannya saja tak diperhatikan. Seharusnya Pemerintah Daerah lebih peka terhadap penderitaan masyarakatnya bukannya menyelesaikan kemiskinan hanya diambil sampel suatu daerah tanpa memperhatikan aspek kenyataan yang masyarakat kecil hadapi saat ini.  Apabila hal ini terus dibiarkan secara tidak langsung dapat mengakibatkan menurunnya kepedulaian masyarakat terhadap kepatuhan dan kepercayaan terhadap Pemerintah. Sehingga segala peraturan maupun kebijakan Pemerintah tidak akan diterima sebagai timbal balik dari sikap Pemerintah yang tidak peduli atas nasib mereka yang dapat mempengaruhi terhadap aspek kehidupan di Banten secara berkelanjutan.  

Mahasiswa Jurusan Administrasi Negara
FISIP Untirta

Pelatihan ESQ

Posted by DEPKOINFO BEM FISIP UNTIRTA on Selasa, 19 Oktober 2010 , under |




Jadikan jiwa ini suci dan sadar akan hakikat dan potensi diri sendiri dengan mengenali diri dan hakikat hidup di dunia ini...maka jadilah bagian dari Pelatihan ESQ yang diselenggarakan BEM FISIP DAN FOSMAI pada tanggal 20 Oktober2010 pukul 13.00 WIB di Ruang Teleconfrence Gedung C lantai 3 Untirta Serang.

SEMINAR REGIONAL "QUO VADIS PEMBANGUNAN BANTEN DI ERA OTONOMI DAREAH"

Posted by DEPKOINFO BEM FISIP UNTIRTA on , under |



 

10 tahun Banten membangun, kita sebagai warga Banten sudakah kita tahu sejauhmana pembangunan kita capai dan kemanakah arah pembangunan kita masa yang akan datang? Temukan jawabanya pada Rabu Pukul 08.00 WIB sd Selesai Tanggal 13 Oktober 2010. Ruang Teleconfrence Lantai 3 Gedung C Untirta Serang. Narasumber Ketua DPRD Provinsi Banten, Kepala BAPPEDA Provinsi Banten,Walikota Serang, Akademisi Fisip Untirta Gandung Ismanto, S.Sos M.M. Dengan Moderator Ketua HMJ ANE FISIP, Muhamad Dace Ali Yusri.

 

BEM FISIP UNTIRTA Untuk Banten

.
Latest News